tepat pada hari kamis 28 april STMIK dan STIE ASIA mengadakan seminar motivasi bisnis yang tidak tanggung-tanggung mendatangkan pembicara kelas atas yaitu Eric Yoshua, beliau adalah motivator termuda yang mampu mencatat rekor muri ditahun 2015.
didalam seminarnya, beliau menyampaikan sejarah hidupnya yang mulai dari zero hingga menjadi hero. pengalaman beliau berbisnis sangat banyak salah satunya adalah mengembangkan bisnis terasi yang bangkrut milik nenek temanya, dengan sedikit mengolah kualitas dan kemasanya, terasi yang beliau kembangkan mampu menembus pasaran perusahaan-perusaan besar, seperti hotel ternama dan lain sebagainya.
beliau beranggapan bahwa jika kita lahir miskin itu bukan salah kita, tetapi jika kita mati miskin itu adalah salah kita. jika kita telaah perkataan beliau ini cukup menarik, karena tak ada manusia yang memilih lahir dengan orangtua yang kaya. tetapi apabila semasa kita hidup kita dalam keadaan miskin, berarti usaha yang kita dalam meningkatkan status sosial itu jelas kurang ulet.
selain Eric Yoshua, pembicara selanjutnya adalah M. Arif Budiman. seorang lulusan ISI jogja dengan kelulusan nilai kumlot atau sempurna. didalam seminarnya beliau menyampakaikan banyak motivasi salah satunya pentingnya passion dalam diri kita. beliau menjelaskan banyak tentang kenapa dirikita perlu passion, karena dengan passion kita dapat mengubah dunia, dengan passion kita enjoy mengerjakan apapun.
beliau menyampaikan seminarnya dengan amat lucu, tak jarang para peserta menertawai candaanya, dengan begini strategi penyampaian yang beliau sampaikan sangat efektif.
dan pembicara terakhir dalam seminar tersebut adalah bapak Tanadi santoso, seorang interprainer besar yang mampu menciptakan peluang bisnis bagi banyak orang. beliau juga berkecibung didunia bisnis melalui pendidikan, beliau mampu mendirikan dunia pendidikan dengan sukses salah satunya adalah STMIK ASIA dan STIKI indonesia.
dalam seminarnya beliau menyampaikan bahwa orang sukses adalah orang yang plinplan, bukan berarti plinplan yang kebanyakan orang berfikir negatif, tetapi plinplan disini adalah orang yang mampu berfikir dari dua lini berlawanan dan harus tetap bijaksana dalam duan yang extrem. dimana seorang harus dituntut tetap luwes terhadap orang lain dan berani mengambil langkah yang berbeda dan mampu berfikir creatif. menurut beliau berfikir kreatif tergantung seberapa besar mental model dalam diri kita.